Saking Melaratnya, Pencipta Hymne Guru Ini Sampai Tak Punya Alat Musik


Semua tahu bahwa Hymne Guru menjadi lagu wajib Nasional mulai sejak 1980. Tetapi tahukah, sang pencipta lagu legendaris itu, Sartono, kehidupannya betul-betul jauh dari nasib beberapa guru yang ia sebut pahlawan tanpa ada tanda jasa itu. Karena sangat miskinnya, pencipta serta pengarang lagu itu bahkan juga tidak dapat beli alat musik.

Istri Sartono, Ignatia Damijati, mengungkap sampai kini suaminya cuma memercayakan insting serta telinganya saat mengarang lagu. Tahun 1980, saat ia membuat lagu Hymne Guru, Sartono juga dengan telaten memakai bibirnya untuk bersiul-siul.

“Bapak rengeng-rengeng sembari bersiul. Lantas, ia catat not-notnya di kertas. Seperti itu yang ayah kerjakan, ” tuturnya waktu terlibat perbincangan Senin (26/1/2015).

Rutinitas suaminya itu selalu jalan hingga bertahun-tahun lamanya. Bakat musik serta mengarang Sartono terasah dari pekerjaanya juga sebagai pemain musik serabutan berbarengan rekan-rekannya. Sepanjang bertahun-tahun jadi pemain musik itu, tidak ada yang beralih dari nasib Sartono. Ia terus miskin. Ia bahkan juga tidak dapat beli alat musik sebagai kehidupannya itu.

“Baru-baru ini saja Ayah terima hadiah organ dari salah satu institusi. Namun, ayah kan telah pikun serta tidak dapat lagi bermain musik saat ini. Jadi, ya organnya tidak kepakai, ” tutur Damijati.

Sartono pikun mulai sejak empat th. lantas. Didalam tempat tinggalnya di ujung Jl Halmahera Kartoharjo, Kota Madiun, tidak ada kesibukan yang ia kerjakan, terkecuali duduk, makan, serta bicara sendiri tanpa ada arti yang pasti.

Mujur, istri setianya mempunyai sumber pendapatan juga sebagai pelatih kesenian ketoprak serta penyewa kostum pementasan. Diluar itu, Sartono saat ini mulai banyak memperoleh perhatian dari pemerintah serta swasta sesudah 30 th. jasa-jasanya membuat Hymne Guru tidak pernah di perhatikan pemerintah.

Label: ,